Senin, 07 Juli 2014

Jalan Mendekat kepada Allah SWT (1)


Apabila Allah SWT telah membuat kita menjadi ‘jemu’ kepada makhluk, maka Allah akan memudahkan hati kita menjadi jinak, mudah dikendalikan. Maka salah satu tanda orang yang akan menjadi jinak hatinya, ia akan mudah akrab dengan Allah SWT, dan ‘jemu’ dengan makhluk. Para kekasih Allah SWT melewati fase ini. Bila hati ini masih beragam pikiran, maka dekat dengan Allah menjadi sulit.

Para kekasih Allah SWT ini sepertinya tidak dibuat nyaman hatinya apabila mereka bergaul dengan banyak makhluk, karena ditakutkan berbuat dosa, kecuali sebatas kewajibannya saja berinteraksi dengan sesama, dan bisa memberikan manfaat kepada sesama. Selebihnya mereka lebih asyik dan nyaman dengan zikir atau tilawah Alquran, sehingga akan terasa berat apabila akan berinteraksi dengan yang lainnya. Perlu dicatat dalam hal ini bahwa bukan berarti tidak boleh bergaul, kita tetap mesti bergaul bersosialisasi, malah Islam menganjurkan kita untuk shalat berjamaah, dan berjamaah dalam sinergi untuk mendekatkan diri kepada Allah. Hanya saja, hatinya sangat dijaga tidak sampai terperangkap oleh hiruk-pikuknya dunia.

Andaikan dirasa sulit sampai mendekat kepada Allah, maka itu bisa diatasi dengan cara benar-benar mengikis dosa dan syirik, niscaya akan mudah sampai kepada-Nya.

Seorang kekasih Allah bukan seorang yang maksum, tanpa dosa. Namun, ia terus berupaya keras menjaga dirinya dari perbuatan dosa. Orang yang bisa mendekat kepada Allah, bisa melalui dua jalan, yakni taraqqi dan tanazul. Taraqqi diartikan sebagai perjalanan spiritual seorang hamba dalam upaya mendaki mendekati Allah. Sedangkan tanazul ialah respons positif dari Allah terhadap upaya yang penuh kesungguhan (mujahadah) seorang hamba yang digambarkan seolah-olah Allah menariknya. Yang pertama penuh perjuangan dalam jalan riyadloh (latihan), dan yang kedua, menerima karunia keyakinan dari Allah, setelah melewati masa-masa riyadloh pula.

Bila seorang insan benar bersih dari berbuat dosa, memang itu cukup sulit terjadi. Seorang dekat dengan Allah karena Allah-lah yang menariknya dengan menutupi dosa-dosanya, bukan dengan kehebatan amal. Orang tersebut tidak akan melihat amalnya, ia hanya melihat kemurahan Allah atas terjadinya amal shaleh yang dijalankannya.

Sedemikian sehingga pada jalan yang pertama akan berupaya keras hatinya bisa ikhlas dengan menjaga niatnya, dan senantiasa sibuk membersihkan hati. Mereka yang berada pada jalan kedua, setiap beramal ia meyakini bahwa itu terjadi karena karunia Allah “Laa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhiim”.

Orang yang dekat dengan Allah SWT dirinya tenang dalam perasaan senantiasa ada bimbingan dalam melangkah di kehidupannya untuk senantiasa sesuai dengan perintah Allah SWT. Sehingga ketika beramal ia meyakini itu merupakan karunia Allah terhadap dirinya. Demikian pula ketika ditimpa musibah, misalnya ditipu orang lain, bagi dirinya pribadi itu tidaklah berbahaya, ia pun dapat mengambil hikmah atas kejadian tersebut. Hal demikian tidaklah berat, karena ia sudah melihat adanya perbuatan Allah SWT di dalamnya. (bersambung)

*Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid,
Pendiri & Pembina DPU Daarut Tauhiid







Sumber: http://ramadan.detik.com/read/2014/07/07/083246/2629556/1422/jalan-mendekat-kepada-allah-swt--1-?r771108bcj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar